Kopi

Saat ini gue lagi duduk sambil menikmati secangkir kopi panas, tanpa biskuit ataupun roti.

Ngomongin soal kopi, gue itu tipe orang yang gak bisa pelan – pelan kalau minum kopi, pinginnya langsung teguk sampai habis. Padahal kata orang-orang, minum kopi itu ada seninya, biar lebih nikmat katanya. Buat memunculkan jiwa seni itu, gue mulai mencicipi kopi ini dengan sebuah tiupan, kemudian gue seruput satu kali. Gue alihkan perhatian gue ke layar laptop, sambil ngerasain aroma kopi yang abis gue teguk.
 

Gue gak suka kopi yang terlalu manis, karena menurut gue kopi itu enak kalau pahitnya masih menyengat, kalau manisnya lebih kuat, rasa kopinya jadi hilang. Tapi selera tetap selera.

Tegukan yang kedua, masih agak panas kayak yang pertama. Entah berapa lama lagi gue tergoda buat segera menghabisi kopi ini. Semenit lagi? Lima menit lagi?. Tapi mungkin, kalau sejam lagi kopi dicangkir gue udah berubah suhu sih. Panasnya hilang, jadi gak menggoda lagi. Lain halnya kalau gue bisa menguasai ruang dan waktu, memanipulasi keadaan sesuai kehendak gue. Tapi rasanya terlalu sakti.

Tegukan gue yang ketiga, gue teguk beberapa kali. Indera pengecap memang selalu kalap, kalau ada yang enak – enak didepan kita. Maunya dilahap sampai habis, sampai space diperut terkikis. Betewe, ngomongin perut, gue ini dulu pernah gemuk, sekarang langsing alias kurus, tapi kata tukang urut yang pernah urut gue waktu gue sakit, gue ini ada potensi buat gemuk lagi, tapi dulu gue gemuk bukan karena sering minum kopi, karena konon katanya minum kopi dengan tidak berlebihan justru bisa bikin badan kurus. Kandungan pada kopi mampu mengatur metabolisme tubuh kita dan mampu menguraikan lemak pada tubuh. Saran gue kalau mau kurus jangan cuma ngandelin kopi, tapi harus rajin olahraga juga.

Banyak orang yang menjadikan kopi sebagai suatu kebutuhan, kebutuhan waktu kerjaan numpuk tengah malam. Mereka minum kopi supaya bisa melek semalaman. Tapi gak ada pengaruhnya di gue, kalau gue ngantuk obatnya cuma tidur, kalau musti kerja paling kerjanya jadi ngawur. Tapi emang iya sih, katanya rasa ngantuk bisa hilang kalau kita mengkonsumsi kopi dengan kadar kafein tertentu. Tapi ya gitu, di gue ga ngaruh.

Entah ini tegukan keberapa. Uap kopinya udah gak ada. Iya, kopi gue udah dingin dan udah mau habis. Tulisan ini juga udah berbaris – baris. Oh iya, selama gue nulis postingan ini, gue ngerasa seperti penulis profesional, yang menuangkan fikirannya didepan layar sembari sesekali minum kopi buatan sendiri.

Comments

Popular posts from this blog

Hidup

PKL (Hari Terakhir)

Biodata Paling Gaul